Membaca cerpen sendiri dan membacanya di depan pendengar lain merupakan dua hal yang berbeda. Ketika kita membaca cerpen sendiri, yang perlu kita perhatikan hanyalah bagaimana kita dapat menangkap makna dan jalan cerita dalam cerpen tersebut. Apa pesan pengarang dan nilai-nilai kehidupan apa yang dapat kita jadikan teladan. Namun bila kita hendak membacakan cerpen tersebut di depan khalayak maka kita harus dapat membuat atau setidaknya membuat pendengar merasakan serta terlibat secara emosi dengan susana serta perasaan yang tertulis di dalam cerpen tersebut.
Oleh karena itu, apabila kita hendak membaca cerpen di depan umum maka kita harus melaksanakan beberapa tahap. Tahap Pertama adalah Pemahaman Terhadap Cerpen. adapun hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapai tahap pertama ini adalah kita harus dapat menangkap hal-hal seperti di bawah ini:
1. secara utuh cerita dalam cerpen tersebut
2. Tokoh dan wataknya
3. Tema cerpen
4. Latar
5. Alur
6. Pesan pengarang
7. serta nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerpen tersebut
Nah, dengan pemahaman cerpen tersebut maka kita baru menyelesaikan tahap pertama untuk mampu membaca cerpen di depan umum. adapun tahap selanjutnya adalah, kita harus memperhatikan hal-hal di bawah ini:
1. Penampilan
a. gesture. Gerakan yang kita tampilkan saat membaca cerpen seharusnya gerakan yang mewakili cerita dalam cerpen tersebut. atau gerakan yang mengarahkan pemahaman pendengar pada cerita yang kita bacakan
b. Mimik. Saat membaca sebuah cerpen, raut muka kita harus mewakili isi dari cerita yang kita baca. Mimik kita harus berbeda ketika kita sedang membaca suasana cerita yang berbeda. Suasana gembira, sedih, kecewa, marah, harus dapat kita tampilkan melalui mimik kita.
c. Kostum/ Pakaian. Dalam sebuah Penampilan ; baik itu drama, pidato, baca puisi, atau sejenisnya, faktor kostum lumayan berpengaruh
d. Musik atau Properti. Untuk menambah kekuatan cerita serta pesan yang ingin disampaikan musik dan propertri pendukung lainnya perlu disiapkan. Hal ini tidak sekedar pelengkap saja tapi juga dapat menutupi kekurangan atau kelemahan disisi lain; baik itu vokal atau mimik.
2. Suara
a. Intonasi. Pemaknaan kata dapat juga disampaikan dengan intonasi yang tepat. kata yang bernada marah sebaiknya diucapkan dengan suara yang keras atau halus ditekan. nada kata memohon sebaiknya berbeda dengan nada kata memerintah.
b. Artikulasi. Kejelasan Pengucapan kata demi kata hingga huruf dengan huruf sangat berpengaruh terhadap kebagusan membaca cerpen. Cerita akan terdengar jelas dan baik. pengucapan huruh o dengan u jangan sampai tertukar, begitu juga dengan huruf-huruf yang lain
c. Tempo. Aadakalanya suatu kata diucapkan dengan cepat adakalanya diucapkan dengan perlahan, bahkan cendrung lambat. Perhatikan kata mana yang diucapkan dengan nada cepat mana yang lambat
(untuk sementara ini dulu.. kapan-kapan dilengkapi lagi.. mau makan dulu)
Oleh karena itu, apabila kita hendak membaca cerpen di depan umum maka kita harus melaksanakan beberapa tahap. Tahap Pertama adalah Pemahaman Terhadap Cerpen. adapun hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapai tahap pertama ini adalah kita harus dapat menangkap hal-hal seperti di bawah ini:
1. secara utuh cerita dalam cerpen tersebut
2. Tokoh dan wataknya
3. Tema cerpen
4. Latar
5. Alur
6. Pesan pengarang
7. serta nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerpen tersebut
Nah, dengan pemahaman cerpen tersebut maka kita baru menyelesaikan tahap pertama untuk mampu membaca cerpen di depan umum. adapun tahap selanjutnya adalah, kita harus memperhatikan hal-hal di bawah ini:
1. Penampilan
a. gesture. Gerakan yang kita tampilkan saat membaca cerpen seharusnya gerakan yang mewakili cerita dalam cerpen tersebut. atau gerakan yang mengarahkan pemahaman pendengar pada cerita yang kita bacakan
b. Mimik. Saat membaca sebuah cerpen, raut muka kita harus mewakili isi dari cerita yang kita baca. Mimik kita harus berbeda ketika kita sedang membaca suasana cerita yang berbeda. Suasana gembira, sedih, kecewa, marah, harus dapat kita tampilkan melalui mimik kita.
c. Kostum/ Pakaian. Dalam sebuah Penampilan ; baik itu drama, pidato, baca puisi, atau sejenisnya, faktor kostum lumayan berpengaruh
d. Musik atau Properti. Untuk menambah kekuatan cerita serta pesan yang ingin disampaikan musik dan propertri pendukung lainnya perlu disiapkan. Hal ini tidak sekedar pelengkap saja tapi juga dapat menutupi kekurangan atau kelemahan disisi lain; baik itu vokal atau mimik.
2. Suara
a. Intonasi. Pemaknaan kata dapat juga disampaikan dengan intonasi yang tepat. kata yang bernada marah sebaiknya diucapkan dengan suara yang keras atau halus ditekan. nada kata memohon sebaiknya berbeda dengan nada kata memerintah.
b. Artikulasi. Kejelasan Pengucapan kata demi kata hingga huruf dengan huruf sangat berpengaruh terhadap kebagusan membaca cerpen. Cerita akan terdengar jelas dan baik. pengucapan huruh o dengan u jangan sampai tertukar, begitu juga dengan huruf-huruf yang lain
c. Tempo. Aadakalanya suatu kata diucapkan dengan cepat adakalanya diucapkan dengan perlahan, bahkan cendrung lambat. Perhatikan kata mana yang diucapkan dengan nada cepat mana yang lambat
(untuk sementara ini dulu.. kapan-kapan dilengkapi lagi.. mau makan dulu)