Wednesday, November 11, 2009

Membuat program anti bullying di sekolah

Guru Kreatif. Creative Teacher

Siswa sebagai subyek pembelajaran. Learning empowers students.
Membuat program anti bullying di sekolah

bullying
Bullying (perilaku mengancam, menindas dan membuat perasaan orang lain tidak nyaman) berlangsung dari masa ke masa di dalam dunia pendidikan. Bahkan terakhir, dunia pendidikan di Indonesia dikejutkan kembali dengan kasus bullying di sebuah SMA di Jakarta.

Merupakan sebuah kebetulan orang tua siswa tersebut sangat sadar hukum dan sadar media. Berita mengenai kasus tersebut dengan cepat menghiasi media online maupun media cetak. Sangat disayangkan pihak sekolah seperti tidak mau ambil bagian dalam situasi ini, padahal situasi ini bisa menjadi iklan gratis tentang bagaimana sekolah sebagai institusi belajar dari kesalahan dan dengan cepat memperbaiki diri.

Semua orang bisa menjadi korban atau malah menjadi pelaku bullying. Untuk mengatasinya diperlukan kebijakan yang bersifat menyeluruh di sekolah. Sebuah kebijakan yang melibatkan komponen dari guru sampai siswa, dari kepala sekolah sampai orang tua murid.

Kebijakan hanya akan berlangsung baik apabila ada langkah yang nyata dari sekolah untuk menyadarkan seluruh komponen sekolah betapa bullying sangat mengganggu proses belajar mengajar. Untuk itu salah satu yang bisa dipilih adalah membuat sebuah program anti bullying disekolah.

Berikut ini adalah definisi dari bullying menurut Dan Olweus

Seseorang yang bisa dikatakan menjadi korban apabila dia di perlakukan negatif dengan jangka waktu sekali atau berkali-kali bahkan sering atau menjadi sebuah pola oleh sesorang atau lebih.

Negatif di sini artinya secara sengaja membuat luka atau ketidak nyamanan melalui kontak fisik melalui perkataan atau dengan cara lain

Dibawah ini adalah contoh tindakan yang bisa dikategorikan sebagai tindakan bullying

1. Mengatakan hal yang menyakitkan dan tidak enak

2. Membuat teman menjadi bahan lelucon

3. Menggunakan panggilan yang jelek dan menyakitkan

4. Dengan tatapan yang tidak mengenakkan melihat orang lain

5. Menyisihkan teman dari kelompok

6. Menendang, memukul, menarik rambut, mendorong teman

7. Berbohong dengan memfitnah teman

8. Menggunjingkan orang lain

9. Mengirim pesan tertulis dengan ancaman

10. Mengajak orang lain untuk tidak menyukai satu orang

Catatan:

Selalu berfokus pada tindakan yang dilakukan saat peristiwa bullying terjadi. Dengan demikian hindari mencap anak dengan label pelaku dan korban.

Peristiwa bullying tidak selalu berlangsung dengan cara berhadapan muka. Di sekolah banyak peristiwa bullying yang justru berlangsung di belakang teman. Misalnya menyebarkan kabar burung yang membuat reputasi orang lain menjadi jatuh atau mengajak orang lain untuk tidak menyukai teman yang lain.

Dalam hal ini masalah gender menjadi pembeda yang nyata. Pada siswa laki laki mereka menikmati saat memanggil temannya dengan sebutan yang jelek ,meminta uang atau makanan dengan paksa atau menakut-nakuti siswa yang lebih muda usianya. Sementara siswa perempuan melakukan tindakan memisahkan rekan nya dari kelompok serta tindakan lainnya yang bertujuan menyisihkan individu lainnya dari grup.

Menurut buku Trust your feeling karya Inggrid Lippett, 1990, anak-anak harus mempunyai kemampuan untuk berhubungan dengan orang yang berbeda dalam kesempatan yang berbeda pula.

Beberapa konsep dasar yang bisa kita masyarakatkan pada siswa antara lain

1. Rasa aman adalah milik semua orang, dengan demikian tidak boleh ada orang yang membuat kita merasa tidak nyaman

2. Bicara. Membekali kemampuan ini pada anak sangat penting sebab mereka akan segera membicarakan hal yang mereka rasakan pada orang yang mereka percayai. Baik itu merupakan ancaman atau hal lain yang emngganggu perasaan mereka.

3. Mengenali apa saja yang membuat kita menjadi tidak nyaman sehingga siswa dapat melindungi serta mengenali gejala awal adanya bahaya disekitar mereka.

* Kekerasan dalam rumah tangga
* Rasa memiliki tubuh (menghindari pelecehan seksual)
* Kekerasan secara verbal (ucapan)
* Kekerasan secara fisik
* Alkohol serta penyalah gunaan obat-obatan

Untuk itu melibatkan orang dewasa dalam penanggulangan dan pencegahan serta mendidik siswa-siswi kita untuk bisa menjadi pribadi yang bisa menghadapi situasi yang menjurus kearah bullying adalah hal yang sangat penting. Program anti bullying hadir untuk membangkitkan kesasaran tersebut.

Kegunaan dari program serta kegiatan anti bully di sekolah antara lain;

1. Menanamkan pengertian bahwa rasa aman adalah hak dan milik semua orang

2. Menyadarkan semua orang disekolah bahwa tindakan bullying dalam bentuk apapun tidak dapat diterima

3. Membekali siswa untuk membuat keputusan (ingat; kunci dari penyelesaian masalah bullying adalah pada pengungkapan kasus kepada orang yang lebih dewasa, berkompeten atau yang siswa kita percayai)

4. Membantu siswa membentuk lingkaran orang yang mereka percayai

Kegiatan yang bisa dilakukan selama program ini antara lain;

1. Brainstorming dan diskusi

2. Kegiatan menggunakan lembar kerja

3. membaca buku cerita yang berhubungan dengan bullying

4. membuat gambar , kolase, poster mengenai pencegahan bullying

5. bermain drama

6. berbagi cerita dengan orang tua di rumah

7. menyanyikan lagu anti bullying dengan lyrik yang sudah dirubah dari lagu yang populer

8. menulis puisi

9. bermain teater boneka

Setelah kegiatan ini berlangsung, kerja dari komunitas sekolah dalam menanggulangi bullying bukan berarti selesai, masih ada hal lain yang perlu dilakukan misalnya;

1. Menggiatkan pengawasan di halaman bermain, toilet, serta tempat berolah raga saat siswa melakukan aktivitas.

2. Memastikan konsekuaensi jika menyakiti teman yang berlaku secara luas di sekolah

3. Meningkatkan komunikasi di semua lini sekolah

4. Mengajarkan pembelajaran secara bekerja sama

5. Bekerja sama dengan orang tua dalam penanggulangan kasus bullying

6. Memasukkan aspek bullying ke dalam pembelajaran

Dari semua kegiatan serta pelaksanaan langkah diatas diharapkan sekolah menjadi tempat yang paling aman bagi anak serta guru untuk belajar dan mengajar. Tidak ada seorang pun yang disakiti perasaan maupun badannya.

Written by agusampurno

November 21, 2007 pada 7:53 am

Ditulis dalam Hubungan sekolah dengan masyarakat, Kurikulum Baru (KTSP), Manajemen kelas, Manajemen personalia sekolah, Pelaporan kepada orang tua, Pengembangan kebijakan sekolah, Penilaian siswa

Ditandai dengan anak-anak, Artikel, belajar aktif, belajar dengan bekerja sama, belajar kelompok, belajar kreatif, Berpikir, bullying, cara mengajar kreatif, catatan, Guru, guru kreatif, guru profesional, info, Inkuiri, inquiry, inspiration, kecerdasan majemuk, kecerdasan siswa, Kelas, kepala sekolah, KTSP, Manajemen kelas, media dalam pembelajaran, menilai siswa, menulis, metode pembelajaran, metode VAK, modalitas belajar, motivasi, multiple intelligences, opini, orang tua, PAKEM(pembelajaran kreatif aktif menyenangkan), pelatihan, pelatihan guru, pemasaran sekolah, Pembelajaran, pembelajaran dengan ICT, pembelajaran dengan TIK, pembelajaran sistem proyek, Pendidikan, pengajaran kreatif, Penilaian, perilaku siswa, peta pikiran, POMG, renungan, Sekolah, sharing, Siswa, tahukah anda?, taksonomi bloom, teknologi informasi, tip-trik, wacana, workshop guru

Monday, November 9, 2009

Kapan Islam Masuk Ke Tanah Karo???

Oct 1, '07 1:22 AM
for everyone
Studi mengenai Islam di Tanah Karo adalah sebuah pembahasan yang sangat menarik. Apabila kita membaca sejarah perkembangan Islam di Aceh, maka nampaklah bahwa Islam telah menjadi agama sebagian penduduk di Tanah Karo, khususnya mereka yang mendiami wilayah yang menjadi bagian dari Kerajaan Aceh saat itu, seperti Langkat, Medan dan daerah sekitar pegunungan Gayo dan Alas dan lain sebagainya.

Namun, bila diadakan pembahasan secara khusus tentang sejarah Islam di Tanah Karo maka banyak orang yang membuatnya bermula dari abad ke-18 M. Hal itu dapat dimaklumi karena orang-orang Karo yang menjadi subjek dalam Kerajaan Aceh, benar-benar terasimilasi kepada masyarakat kerajaan tersebut. Sehingga banyak orang yang terjebak dalam asumsi bahwa yang dinamakan Tanah Karo dan orang Karo adalah sisa masyarakat yang belum memeluk Islam di tempat terisolir.

Padahal, sejarawan bersikap plin-plan, saat membahas sejarah berdirinya kota Medan. Di sana di dapat bukti-bukti yang meyakinkan bahwa pendiri kota tersebut adalah orang Karo yang kebetulan Muslim bernama Guru Patimpus yang tahun pendiriannya adalah 1590. Orang-orang Karo diyakini sebelumnya telah banyak memeluk agama Islam akibat interaksi dengan para intelektual, saudagar dan pelaut Muslim yang singgah di pesisir Sumatera Utara dalam pelayaran mengarungi Selat Malaka. Baik itu di masa kejayaan Haru Wampu maupun Haru Delitua.

Oleh karena itulah, tidak salah mengatakan bahwa Islam telah dikenal di Tanah Karo sejak dua atau tiga abad sebelumnya, dan bisa saja juga diperkuat dengan akibat dari konstelasi politik di Aceh, khususnya di daerah antara sungai Samudera dan Pasai.

Menurut sejarah, antara tahun 1275-1286 M, merupakan tahun-tahun penting bagi daerah pesisir timur Sumatera Utara. Di tahun inilah Kesultanan Daya Pasai, sebuah kesultanan yang disinyalir dipengaruhi secara budaya oleh pemerintahan Dinasti Fatimiyah di Mesir, memperluas daerah kekuasaannya dan mendirikan pemerintahan bawahan di Bandar Kalipah. Pemerintahan ini yang dikenal bernama Kesultanan Bandar Kalipah, disinyalir menjadi faktor utama dalam memperkenalkan Islam secara institusional kepada orang-orang Karo yang bermukim di wilayah tersebut. Secara geografis, penduduk Karo terdiri dari dua kelompok masyarakat; pegunungan dan pesisir.

Pemerintahan pertama dipegang oleh Muhammad al-Kamil dengan gelar Sultan Muhammad al-Kamil Perkasa Alam. Daerah kekuasaan kesultanan ini meliputi daerah-daerah antara Sungai Deli dan Sungai Asahan, yang kebanyakan merupakan orang-orang Karo. Konon, kepiawaian Muhammad al-Kamil, yang dikenal kemudian dengan nama Sultan Muhammadsyah, beserta permaisurinya Putri Ratna Hussin masih dikenang sampai sekarang.

Kesultanan Bandar Kalipah diyakini kemudian mengalami kegoncangan politik akibat perubahan-perubahan kekuatan di Selat Malaka dengan munculnya Majapahit di pihak lokal dan Mesir, Arab, Persia, India dan Cina di pihak asing.

Saat Kesultanan Daya Pasai berhasil dikuasasi oleh kekuatan baru yakni Kesultanan Samudera Pasai, Sultan Muhammad al-Kamil Perkasa Alam, Sultan Bandar Kalipah, segera mengambil sebuah kebijakan penting dengan menyatakan kemerdekaan negaranya dari dominasi kekuatan manapun, pada tahun 1286.

Pada saat itu pula, Kesultanan Samudera Pasai, yang didirikan oleh orang Batak yang masuk Islam bernama Merah Silu alias Malik al-Shaleh, mengklaim semua daerah bawahan Daya Pasai menjadi bagian dari wilayah kekuasaannya. Akibatnya, perang antara kedua pasukan tidak terelakkan. Pasukan Samudera Pasai berhasil menguasai Bandar Kalipah dan Sultan Muhammad al-Kamil Perkasa Alam bersama permaisurinya dan pasukannya mengungsi ke Muar Malaya dan di sana mereka mendirikan kekuasaan baru yang bernama Kesultanan Muar Malaya. Di Semenanjung Malaysia ini, mereka berhasil membangun sebuah pemerintahan yang mapan, sekitar satu abad sebelum munculnya Kesultanan Malaka yang terkenal itu pada tahun 1383 M.

Pada masa pemerintahan Kesultanan Samudera Pasai ini, orang-orang Karo semakin terlibat dalam pembangunan kebudayaan dan peradaban Islam, khususnya mazhab syafii, sesuai dengan mazhab yang dianut oleh kesultanan baru tersebut.

Setelah empat belas tahun, orang-orang Karo berada dalam pemerintahan Samudera Pasai, sekitar tahun 1300 M pasukan Kesultanan Dehli dari India, mencoba masuk ke Selat Malaka dan menguasai daerah-daerah sekitar Sungai Deli sampai ke Delitua. Selama lima puluh, orang-orang India tersebut memimpin sebuah provinsi bawahan dari India bersama orang-orang Karo.

Pasukan dari India ini, setelah itu mengundurkan diri akibat perubahan pemerintahan di negaranya dari tangan Sultan Kilzi ke Sultan Taklak pada tahun 1350 M. Selama lima puluh tahun tersebut, persatuan budaya antara orang-orang Karo dengan India menghasilkan sebuah harmonitas dengan peninggalan-peninggalan sejarah, berupa kuburan dan makam, yang sampai sekarang masih terdapat di sekitar Sungai Deli, sebuah peninggalan yang dihormati oleh orang Melayu maupun Karo.

Sementara itu, orang-orang Karo di luar Delitua, khususnya di Kerajaan Haru Wampu, dan daerah lainnnya terpaksa mengalami krisis politik yang mendalam saat wilayah-wilayah tersebut dikuasasi oleh tentara Majapahit. Perang antara pasukan Majapahit dan Samudera Pasai tidak terelakkan pada tahun 1339 M. Puncaknya, pasukan Samudera Pasai dipimpim oleh Panglima Mula Setia memukul mundur pasukan Majapahit yang membuat pos di Tamiang. Tentara Majapahit kacau balau melarikan diri.

Paska krisis politik yang mencekam tersebut, pembangunan di Kesultanan Samudera Pasai berangsur pulih dan kemajuan peradaban dapat ditingkatkan. Di masa inilah diyakini banyak orang-orang Karo yang turun dari pegunungan mulai banyak mengenal Islam saat berinteraksi dengan masyarakat asing yang singgah. Salah satu ilmuwan yang singgah di Kesultanan Samudera Pasai adalah Ibn Batutah pada tahun 1345 M.

Banyak juga tokoh-tokoh yang dikenal pada zaman setelah itu (1451 M) di antaranya, Datuk Sahilan yang dikenang sebagai tokoh yang memperkenalkan Islam kepada orang-orang Batak di daerah-daerah Sungai Asahan sampai ke Simalungun, Kisaran, Tinjauan, Perdagangan, Bandar, Tanjung Kasau, Bedagai, Sungai Karang dan Bangun Purba. Datuk Sahilan merupakan ulama Melayu yang memperkenalkan Islam ke pedalaman daeah Batak.

Orang-orang Karo semakin banyak yang berpendidikan dan semakin banyak pula yang terlibat sebagai elit-elit pada masyarakat, baik di bidang pendidikan, agama maupun politik. Puncaknya, pada tahun 1497 M, seorang Karo bernama Manang Sukka, yang menjadi panglima pada kesultanan kecil salah satu kesultanan yang akhirnya membentuk Kesultanan Aceh Darussalam, menjadi menantu sang Sultan.

Dia bersama tiga iparnya, para putera mahkota, memperluas Kesultanan baru tersebut sampai meliputi hampir semua wilayah Sumatera. Ketiga iparnya itu adalah Sultan Ali Mughayat Syah, Laksamana Tuanku Burhanuddin Syah dan Laksamana Tuanku Ibrahimsyah.